PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR PADA MATAKULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
Oleh
Loli
Setriani
Prodi
Pendidikan Geografi , STKIP PGRI Sumatera Barat
lolisetriani@stkip-pgri-sumbar.ac.id
Abstract
This study aims to obtain, analyze, and interpret the data skills to hold variations of teaching on the learning strategy of learning in the Education of Geography STKIP PGRI
Keywords: Student Perception, Skills of Teaching Variation and Teaching and Learning Strategy
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan, menganalisis, dan menginterpresitasi data
keterampilan mengadakan variasi mengajar Dosen pada matakuliah strategi belajar
mengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar. Jenis penelitian
adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa BP 2013 A dan B
Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Semester Ganjil 2016/2017,
Untuk penentuan sampel responden digunakan teknik total sampling dengan jumlah
70 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan
analisis data digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan
rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kualitas Variasi
Suara Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar menurut persepsi
mahasiswa cukup baik dengan persentase 47,80 %, (2) Kualitas pemusatan
perhatian Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar menurut
persepsi mahasiswa cukup baik dengan persentase 45,70 %, (3) Kualitas
kesenyapan yang di ciptakan Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar
menurut persepsi mahasiswa cukup baik dengan persentase 49,72 %, (4)
Kualitas kontak pandang Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar
menurut persepsi mahasiswa cukup baik dengan persentase 48,80 %, (5)
Kualitas mimik dan gerak badan Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar
menurut persepsi mahasiswa cukup baik dengan persentase 55,80 %, (6)
Kualitas pergantian posisi Dosen pada mata kuliah strategi belajar mengajar
menurut persepsi mahasiswa cukup baik dengan persentase 53,90 %.
Kata kunci:
Persepsi Mahasiswa, Keterampilan variasi Mengajar dan Strategi Belajar Mengajar
PENDAHULUAN
Perkembangan dalam dunia pendidikan semakin hari semakin
pesat. Pendidikan dewasa ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi
setiap individu, oleh sebab itu usaha-usaha pembaharuan dan penelitian yang
sehubungan dengan masalah pendidikan terus di galakkan.
Pembaharuan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan, karena masalah mutu pendidikan merupakan masalah nasional seperti
yang di kemukakan oleh Oemar Hamalik (1990 : 36) bahwa masalah mutu pendidikan
merupakan masalah nasional yang di hadapi oleh sistem pendidikan di negara
kita. Berbagai usaha dan program telah di kembangkan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan tersebut.
Rendahnya mutu pendidikan diantaranya berkaitan erat
dengan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar, karena dosen merupakan komponen utama dalam proses
belajar mengajar. Sehingga dosen dapat merangsang mahasiswa untuk belajar aktif. Dosen harus membimbing, mendorong dan
memberikan fasilitas bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat mencapai tujuan pengajaran yang
di inginkan.
Kebosanan terhadap suatu kegiatan yang dilakukan manusia
bisa saja terjadi tidak terkecuali di dalam proses belajar mengajar. Kebosanan
bisa saja timbul pada mahasiswa apabila melihat, merasa, mendengarkan,
peristiwa yang sama terus menerus. Mahasiswa duduk dengan tenang mendengar dan
melihat Dosen mengajar selama berjam-jam. Dosen setiap kali mengajar di depan
kelas dengan gaya bicara yang monoton mulai dari awal sampai akhir pelajaran.
Demikian pula interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar tidak
banyak berubah. Akhirnya mahasiswa akan kehilangan perhatian terhadap materi pelajaran yang sedang
dibahas. Bila hal ini terjadi tujuan pengajaran yang terdapat pada kurikulum
tidak akan tercapai. Untuk menghindari timbulnya rasa bosan bagi mahasiswa maka
seorang Dosen harus mampu membuat variasi dalam kegiatan pembelajaran. Pemberian variasi dalam kegiatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Variasi ini bertujuan untuk menghilangkan kebosanan dan
kejenuhan mahasiswa dalam menerima bahan pelajaran yang diberikan Dosen
sehingga ada rasa ketekunan, antusias dan berperan serta secara aktif. Dengan
demikian, apabila Dosen dapat mengadakan variasi mengajar dengan baik
diharapkan dapat mempertahankan perhatian dan minat mahasiswa terhadap proses
belajar dan mengajar yang sedang berlangsung.
Proses pembelajaran bertujuan agar mahasiswa belajar
optimal. Untuk itu perlu upaya yang disengaja agar mahasiswa mernperoleh hasil
belajar yang baik. Proses pembelajaran itu diperlukan peran Dosen sebagai
pendidik untuk melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi rangsangan atau motivasi agar mau
melakukan kegiatan belajar
b. Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu
tujuan tertentu.
c. Memberikan dorongan agar mahasiswa mau melakukan
sejumlah kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan (Ali, 1992: 69).
Dari
uraian di atas jelas bahwa peran mahasiswa sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Untuk menghilangkan
kejenuhan Dosen berusaha menciptakan suasana belajar yang menarik, tidak
membosankan yaitu dengan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar. Dengan
demikian mahasiswa lebih dapat memusatkan perhatian dan belajar menjadi lebih
berhasil.
Dalam
melaksanakan pengajaran, dosen selain menguasai materi yang akan di ajarkan juga harus
mengetahui dan menerapkan sejumlah keterampilan dasar dalam mengajar.
Keterampilan dasar tersebut meliputi memberi penguatan, keterampilan bertanya,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas
dan membimbing diskusi kelompok kecil (Hasibuan dan Mudjiono, 1995: 58). Dalam
keterampilan dasar mengajar terdapat pula keterampilan mengadakan variasi dalam
proses pembelajaran yang meliputi tiga komponen yaitu variasi dalam gaya
mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi
dalam interaksi antara guru dengan siswa. (Djamarah, 1996: 181).
Salah
satu komponen keterampilan mengadakan variasi adalah keterampilan mengadakan
variasi gaya mengajar. Keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar terdiri
dari penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan (pemberian
waktu), kontak pandang, gerak badan, mimik dan pergantian posisi guru dalam
kelas. Semua keterampilan ini dilakukan dengan maksud tertentu dan secara wajar
untuk menarik dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar
(Hasibuan dan Ibrahim, 1988: 72). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pembelajaran, guru harus mampu mengggunakan keterampilan dasar
mengajar dan juga mampu menggunakan keterampilan mengadakan variasi agar siswa
merasa nyaman belajar dan dapat meningkatkan kreativitasnya.
Bila dosen tidak mampu menggunakan keterampilan
mengadakan variasi gaya belajar maka mahasiswa akan cepat bosan, kurang
bersemangat dalam belajar akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Kenyataannya
masih banyak dosen yang kurang menggunakan variasi dalam mengajar. Ada dosen
yang hanya memberikan catatan pada mahasiswa. Ada dosen menerangkan pelajaran
sambil duduk di kursi atau berdiri di samping meja dosen di depan kelas. Selain
itu gaya bicara dosen monoton mulai dari masuk kelas sampai akhir pelajaran. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang mahasiswa Prodi Pendidikan
Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, mengatakan bahwa mahasiswa merasa cepat
bosan dan kurang bersemangat belajar apabia dosen mengajar selalu dengan
ekspresi wajah serius dan dengan suara yang kurang bervariasi dalam mengajar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya pengaruh keterampilan, baik
keterampilan mengadakan penguatan, bertanya, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran dengan mengadakan variasi mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumatera Barat.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa BP 2013 A dan B
Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Semester Ganjil 2016/2017. Faktor
yang diteliti dalam penelitian ini adalah Persepsi mahasiswa Tentang Keterampilan
Mengadakan Variasi Mengajar pada matakuliah strategi
belajar mengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif, karena penelitian
hanya mengambil data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan. Menurut Lufri
(2000: 54) bahwa penelitian deskriptif adalah penilaian yang dilakukan terhadap
kejadian yang sedang atau sudah terjadi dan data yang diperoleh apa adanya. Untuk
penentuan sampel responden digunakan teknik total sampling dengan jumlah 70
responden.
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas angket dan reliabilitas.
Rumus yang digunakan adalah:


Selanjutnya untuk uji reliabilitas instrumen digunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan :
= Koefisien




Berdasarkan tujuan dan jenis
penelitian, maka teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
dengan menggunaka rumus persentase yaitu:

Keterangan : P
= persentase yang diberi
F = frekuensi jawaban
N = jumlah responden
Setelah didapatkan persentase
masing-masing jawaban dilanjutkan dengan mencari
persentase rata-rata dari masing-masing indikator.
Kategori yang dipakai adalah
sebagai berikut:
81-100% =
sangat baik
61-80%
= baik
41-60%
= cukup
21 - 40 % = kurang
0 - 20 % = sangat
kurang (Arikunto, 1992: 249)
PEMBAHASAN
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah jawaban
responden (mahasiswa) pada setiap pernyataan angket dengan jumlah responden 70
mahasiswa. Seianjutnya di lakukan analisis data yang di ukur dengan menggunakan
rumus persentase.
Skor persentase persepsi mahasiswa tentang Keterampilan Mengadakan Variasi
Mengajar pada matakuliah strategi belajar
mengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar, dapat dilihat pada table 1.1
Tabel 1.1 Persentase Persepsi
Mahasiswa tentang tentang Keterampilan Mengadakan Variasi
Mengajar pada matakuliah strategi belajar
mengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar di tinjau dari Sub Variabel
No
|
SUB VARIABEL
|
PERSENTASE
|
KATEGORI
|
1
|
Penggunaan variasi suara
|
47,80
|
Cukup
|
2
|
Pemusatan perhatian
|
45,70
|
Cukup
|
3
|
Kesenyapan
|
49,72
|
Cukup
|
4
|
Kontak pandang
|
48,80
|
Cukup
|
5
|
Mimik dan gerak badan
|
55,80
|
Cukup
|
6
|
Pergantian posisi Dosen dalam kelas
|
53,90
|
Cukup
|
Tabel 1.2 Persentase Menurut Persepsi Mahasiswa tentang Keterampilan Mengadakan Variasi
Mengajar pada matakuliah strategi belajar
mengajar di Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar di tinjau dari indicator
No
|
INDIKATOR
|
PERSENTASE
|
KATEGORI
|
1
|
Volume suara Dosen menjelaskan pelajaran
|
45,20
|
Cukup
|
2
|
Kecepatan bicara Dosen
|
38,80
|
Cukup
|
3
|
Nada suara Dosen menjelaskan pelajaran
|
49,40
|
Cukup
|
4
|
Pemutusan secara lisan atau dengan isyarat
|
45,75
|
Cukup
|
5
|
Kesenyapan untuk menimbulkan rasa ingin tahu atau menarik perhatian
mahasiswa
|
49,70
|
Cukup
|
6
|
Pandangan menjelajah seluruh kelas
|
48,80
|
Cukup
|
7
|
Isyarat tersenyum
|
49,80
|
Cukup
|
8
|
Gerakan tangan menggambarkan sesuatu
|
57,20
|
Cukup
|
9
|
Gerakan kepala Dosen menyatakan setuju atau tidak setuju
|
65,50
|
Baik
|
10
|
Menggunakan alis mata
|
58,70
|
Cukup
|
11
|
Berada di antara mahasiswa
|
43,10
|
Cukup
|
12
|
Menerangkan materi pelajaran sambil duduk atau berdiri dekat papan tulis
|
67,60
|
Baik
|
Hasil penelitian
menunjukan bahwa menurut mahasiswa keterampilan mengadakan variasi
mengajar mata kuliah Strategi Belajar Mengajar di tinjau dari penggunaan
variasi suara tergolong cukup baik dengan persentase 47,80%. Volume suara, nada
bicara serta kecepatan berbicara Dosen sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Suara yang lantang dengan nada bicara yang bervariasi akan
menambah semangat mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa dapat mendengarkan
dengan jelas materi pelajaran yang di jelaskan oleh Dosennya. Sebagaimana di
ungkapkan oleh Hasibuan dan Mudjiono (1995:66) bahwa suara yang bervariasi dari
keras menjadi lemah, cepat menjadi lambat, tinggi menjadi rendah dan besar
menjadi kecil akan dapat memotivasi mahasiswa, sehingga dalam proses pembelajaran
mahasiswa dapat berperan serta secara aktif. Selain itu menjelaskan materi
pelajaran secara perlahan-perlahan akan memudahkan mahasiswa memahami
pelajaran. Hal ini dapat mendorong mahasiswa
untuk lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.
Persentase dalam hal pemusatan perhatian secara lisan
atau dengan isyarat sebesar 45,70% dengan kategori cukup baik. Dosen yang mampu
merangsang mahasiswa untuk memusatkan perhatiannya akan memudahkan Dosen
mengelola kelas sehingga tercipta suasana yang aman dan tertib. Kondisi seperti
ini akan memudahkan mahasiswa memahami pelajaran yang di sampaikan oleh Dosen.
Pemusatan perhatian mahasiswa dapat
di lakukan secara verbal, isyarat atau dengan menggunakan model (Hasibuan
danMudjiono, 1995:66).
Menurut mahasiswa variasi mengajar berupa kesenyapan
untuk menarik perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahu mahasiswa tergolong
cukup baik dengan persentase 49,72%. Kesenyapan yang tercipta secara tiba-tiba
akan mengundang perhatian serius dari mahasiswa, sebab mahasiswa berkeinginan
mengetahui kelanjutan dari pembicaraan Dosennya. Hal ini sesuai dengan ungkapan
Usman (1990:85) bahwa perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan
tenang atau senyap atau adanya kegiatan lalu di hentikan akan dapat menarik
perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
Variasi mengajar dalam hal kontak pandang menurut
persepsi mahasiswa tergolong cukup baik dengan persentase 48,80%. Kontak
pandang sangat berpengaruh untuk menciptakan kedekatan hubungan antara Dosen dengan
mahasiswa. Dosen bisa menyampaikan pesan melalui kontak pandang. Dengan kontak
pandang tersebut Dosen dapat mengetahui perhatian atau pemahaman mahasiswa dan
mahasiswa merasa senang mendapat perhatian dari Dosen. Seperti yang di
ungkapkan oleh Usman (1990:85) bahwa kontak pandang dapat di gunakan untuk
dapat menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman
mahasiswa. Hal ini akan
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Dari segi mimik dan gerak badan Dosen merupakan tindakan
yang baik jika di terapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan persepsi siswa
tentang mimik dan gerak badan dengan persentase 55,80% dengan kategori cukup
baik. Menurut Usman (1990:85)
bahwa ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerak
badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi untuk menarik
perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang di maksudkan. Dari
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa mahasiswa akan merasa senang jika
Dosen menggunakan ekspresi wajah seperti memberi isyarat tersenyum dalam proses
pembelajaran karena mahasiswa merasa tidak tertekan dan tidak tegang menghadapi
pelajaran yang sedang di pelajarinya. Dosen juga dapat menggunakan tangannya
untuk menggambarkan sesuatu. Menurut Usman (1990:85) bahwa jari tangan dapat di
gunakan untuk menunjukan ukuran jarak atau pun menjentik untuk menarik
perhatian siswa. Mahasiswa akan lebih mengerti apabila ucapan Dosen diiringi
dengan gerakan tangan untuk menunjukan sesuatu yang sedang di jelaskan oleh
Dosennya. Selain itu Dosen juga bisa menggunakan alis mata untuk memperlihatkan
rasa simpatik terhadap pendapat yang di kemukakan mahasiswa sehingga mahasiswa
lebih antusias mengemukakan pendapat.
Sebesar 53,90% mahasiswa menyatakan pergantian posisi
Dosen dalam mengajar adalah cukup baik, Menurut Hasibuan dan Mudjiono (1995:68)
bahwa perhatian siswa dapat di tingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam
proses interaksi komunikasi. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa
perubahan posisi Dosen yaitu berada di antara mahasiswa dapat mengontrol
ketenangan mahasiswa dalam belajar. Dosen berjalan perlahan-lahan dari belakang
ke arah depan, dari sisi kiri ke sisi kanan atau di antara mahasiswa dari
belakang ke samping mahasiswa untuk mengetahui tingkah lakunya. Dengan demikian proses pembelajaran
berjalan dengan suasana tenang dan aman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis
data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.:
1. Kualitas variasi suara Dosen matakuliah Strategi
Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
baik.
2. Kualitas pemusatan perhatian yang di lakukan Dosen
matakuliah Strategi Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
baik.
3. Kualitas kesenyapan yang di ciptakan Dosen
matakuliah Strategi Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
Baik.
4. Kualitas kontak pandang Dosen matakuliah Strategi
Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
baik
5. Kualitas mimik dan gerak badan Dosen matakuliah
Strategi Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
baik.
6. Kualitas pergantian posisi Dosen matakuliah
Strategi Belajar Mengajar di Prodi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumbar menurut persepsi siswa cukup
baik.
B. Saran
Berdasarkan
hasil penelitian maka penelitian menyarankan agar Dosen terutama Dosen Pada
Matakuliah Strategi Belajar Mengajar untuk lebih meningkatkan kemampuan
menggunakan keterampilan mengadakan variasi mengajar pada proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1992).
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ali, Mohammad. (1992). Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Djamarah, Syaiful Bahri.
(1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasibuan
& Mudjiono. (1995). Proses belajar mengajar Keterampiian dasar
Pengajaran Mikro. Bandung: Remadja Karya.
Lufri, (2000) Metodologi
Penelitian.. Padang : Universitas Padang.
Usman, Uzer(1990). Menjadi
Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Link Jurnal : http://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/sosial/article/view/662
Social Plugin